VIDEO: Curhatan Para Guru ke Komisi II DPRD, Adukan Kelakuan Kepala Sekolah SMPN 3 Parepare

by -290 Views
Rapat Dengar Pendapat di Gedung DPRD Kota Parepare soal polemik tenaga pendidik SMPN 3 Parepare, Jumat (12/5/23).

PAREPARE, Investigasinews.id — Para guru SMP Negeri 3 Parepare mengadu ke Komisi II DPRD Kota Parepare.

Sebanyak 29 guru mendatangi gedung DPRD Parepare guna melaporkan kelakuan sang kepala sekolah (kepsek) SMP Negeri 3 Parepare, Hartono yang dinilai arogan dan tidak sepemahaman dengan para guru di sekolah tersebut.

Mereka diterima oleh Koordinator Komisi II sekaligus Ketua DPRD Parepare Kaharuddin Kadir, Ketua Komisi II Muhammad Yusuf Lapanna, Wakil Ketua Komisi Muliadi, Sekretaris Asmawati, Anggota Komisi Yangsmid Rahman, dan Andi Muhammad Fudhail.

Para guru diterima di Ruang Banggar DPRD Parepare, sekaligus dihadirkan Kepala Disdikbud Parepare Arifuddin Idris, Kepala BKPSDMD Adriani Idrus, dan yang mewakili Kepala Inspektorat, Jumat (12/5/23).

Beberapa perwakilan guru SMP Negeri 3 Parepare mencurahkan isi hati atau aspirasi mereka sambil meneteskan air mata.

Raut wajah ketakutan dan kekhawatiran menyelimuti para guru di hadapan anggota dewan, dan Kadisdikbud, Kepala BKPSDMD, dan Inspektorat.

Salah seorang guru perempuan mengungkapkan bahwa mengaku menunda kenaikan pangkatnya saat melakukan pengurusan pemberkasan untuk kenaikan pangkat.

“Jadi saya trauma pak, saya menunda kenaikan pangkat saya,” ucap seorang guru.

Ia juga menyampaikan bahwa dirinya telah difitnah oleh si kepsek. Meski, agak ragu mengungkapkan, namun dengan penuh emosi dan tangis, dirinya pun sungkan menyampaikan ke Komisi II DPRD Parepare.

“Di sekolah, beliau mempercayakan sebagai bendahara kantin tanpa persetujuan saya. Dan katanya uang kantin yang saya pegang diambil olehnya (kepsek) untuk diamankan karena saya (dianggap) mau pakai itu uang. Miris sekali katanya keuanganku makanya diamankan itu uang kantin karena katanya saya mau pake itu uang,” katanya.

Sementara, seorang Guru BK SMP Negeri 3 Parepare, mengungkapkan soal video yang beredar yang mana video tersebut memperlihatkan para guru SMP Negeri 3 Parepare histeris.

“Itu bukan dibuat-buat pak. Hal itu adalah ekspresi yang sudah tertimbun lama sebenarnya,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, saat Sekretaris Disdikbud Parepare berkunjung ke SMP Negeri 3 Parepare, nampak kondisi para guru terlihat baik-baik saja tanpa ada persoalan.

“Itulah kami. Kami guru, kami ingin profesional, terlihat baik-baik. Tapi kemarin insiden. Itu di luar kendali kami. Kami mohon maaf,” katanya.

Tak hanya itu, dia juga mengungkapkan bahwa dirinya lebih baik dimutasi atau dipindahkan ketimbang bertahan di SMP Negeri 3 Parepare.

“Sebenarnya sudah lama, tapi saya anggap saya yang lemah. Maka dari itu saya bermohon mutasi di bulan Desember. Lebih baik saya pergi. Kalau saya di sini saya hanya sakit,” ucapnya.

Di hadapan Komisi II, Kadisdikbud, Kepala BKPSDMD, dan perwakilan Inspektorat, dia meminta keadilan bagi guru-guru di SMP Negeri 3 Parepare.

“Tolong berikanlah kami keadilan, dan bimbinglah kami. Seandainya ada psikolog mendampingi kami,” ujarnya.

Ditanggapi Komisi II DPRD Kota Parepare

Menanggapi itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Parepare, Muhammad Yusuf Lapanna mengaku telah menerima video para guru yang histeris meluapkan emosinya kepada kepsek SMP Negeri 3 Parepare.

“Saya kira video itu tidak jadi masalah karena ini merupakan tanggungjawab kami komisi II sebagai mitranya pendidikan. Tentu kami punya tanggungjawab persoalan itu dan menyelesaikannya,” katanya.

Legislator Partai Gerindra Parepare itu menyimpulkan beberapa poin yang didapatkan usai beberapa guru menyampaikan aspirasinya.

“Salah satunya tadi bahwa pak Hartono ini memukul, ada 9 siswa. Itu informasi yang saya dapatkan sehingga saya turun sidak bahwa beliau (kepsek) ini memang arogansi dalam melaksanakan tugasnya. Saya menyampaikan ke Pak Hartono bahwa kalau ada kebijakan, kita duduk bersama, kita putuskan bersama,” jelasnya.

Ia pun meminta Kadisdikbud dan Kepala BKPSDM agar ini menjadi referensi, sehingga bisa menjadi penilaian.

“Kepala Disdikbud dan Kepala BKPSDMD bisa menyimpulkan dan menilai apa yang disampaikan (guru),” kata Yusuf Lapanna.

Sementara, Ketua DPRD Kota Parepare, Kaharuddin Kadir selaku Koordinator Komisi II mengatakan, guru-guru SMPN 3 Parepare menyampaikan ke Komisi II terkait permasalahan yang mereka alami di sekolahnya.

“Ini bukan kejadian baru. Komisi II sudah lakukan sidak sebelumnya dan telah melaporkan kepada kami hasilnya,” ungkapnya.

Bahkan, Kaharuddin Kadir mengaku telah bertemu dengan kepsek SMPN 3 Parepare.

“Kepseknya sudah mengakui dan menjelaskan semuanya. Kepsek juga sudah memohon maaf kepada guru-guru,” kata Kaharuddin Kadir.

Tak hanya itu, Kaharuddin juga mengatakan, ia telah menyampaikan polemik tersebut ke Wali Kota Parepare.

“Kemarin saya langsung menghadap ke pak wali kota terkait permasalahan ini. Bahkan pak wali juga sudah mendapat informasi secara formal. Kita serahkan ke wali kota sebagai pembina kepegawaian untuk mengambil kebijakan,” terang legislator Partai Golkar Parepare itu.

Ia berharap agar hubungan antara guru-guru dan kepsek bisa tetap berjalan baik. Sebab, semua harus tetap profesional, tetap menjalankan tugas, dan hubungan pribadinya tidak rusak.

Pengakuan Kepala Sekolah

Kepala UPTD SMPN 3 Parepare, Hartono mengaku bingung atas polemik yang terjadi usai Disdikbud melakukan mediasi antara dirinya dengan guru-guru.

“Yang membuat kami bingung setelah dimediasi ada polemik lagi. Ternyata di ruang guru ada teman-teman guru yang histeris,” ungkap Hartono kepada wartawan, Kamis (11/5/23).

Hartono menduga histerisnya para guru disebabkan karena gejolak-gejolak yang selama ini terpendam baru dikeluarkan.

“Mungkin gejolak-gejolak ini baru terlupakan. Mungkin tidak bisa pendam lagi, akhirnya histeris.

Di saat yang sama, lanjut Hartono, Ketua DPRD Kaharuddin telah mediasi juga terhadap dirinya dan para guru.

Bahkan, Hartono mengaku telah meminta maaf kepada para guru.

“Pak Kaharuddin sudah memediasi kami kembali untuk meredam polemik ini. Dalam kesempatan itu kami memohon maaf kepada teman-teman guru kalau kami selama ini, cara kepemimpinan kami, gaya-gaya komunikasi kami, sikap kami yang dianggap keliru,” kata Hartono.

Ia pun mengajak para guru agar kembali membina komunikasi yang baik dan membangun sekolah ini.

“Di mana masyarakat sudah percayakan putra putrinya untuk mempersekolahkan anaknya di SMPN 3 Parepare,” ucapnya.

Hartono pun menganggap sudah tidak ada polemik antara dirinya dan para guru. Hal itu mengingat pada saat Coffee morning, kembali tercipta komunikasi dua arah.

“Alhamdulillah, hari ini hari kamis sudah tidak ada polemik lagi. Kami sendiri yang memimpin tadi Coffee morning. Tercipta lagi komunikasi dua arah mungkin teman-teman sudah melupakan peristiwa-peristiwa yang kemarin. Sebuah kesyukuran. Dan rezeki buat saya karena kalau tidak adanya kejadian seperti ini, mungkin tidak ada introspeksi buat kami,” pungkas Hartono.

Sebelumnya, beredar video berdurasi 1 menit yang menampakkan para guru SMPN 9 Parepare sedang menangis dan histeris di ruang guru.

Diduga ada perselisihan maupun ketidaksepahaman antara guru-guru dengan kepala sekolah.

Video tersebut beredar di media sosial dan menjadi perhatian publik. Terlebih, ini menyangkut pendidikan di Kota Parepare.

Bahkan, guru-guru berinisiatif dengan membuat surat pernyataan yang berisikan 20 poin tentang “kelakuan” atas kepemimpinan Hartono sebagai kepsek. (*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *