Kunjungi Pameran Dahsat di Desa Lempangang, Deputi Lalitbang Imbau Warga Konsumsi Pangan Lokal untuk Cegah Stunting

by -45 Views
Deputi Lalitbang BKKBN bersama Kaper BKKBN Sulsel kunjungi pameran Dahsat di Kampung KB Desa Lempangang Gowa. (Dok. Istimewa)

GOWA, Investigasinews.id — Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD menghimbau masyarakat agar meningkatkan konsumsi pangan lokal untuk mencegah stunting.

Hal ini disampaikan Prof. Rizal Damanik saat meninjau pameran menu Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Kabupaten Gowa yang dilaksanakan di Kampung KB Desa Lempangang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Selasa (13/6/2023).

Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Gowa, H. Abd. Rauf Malaganni, S.Sos., M.Si, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Dra. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd, Dandim 1409 Gowa, Letkol Inf. Muh. Isnaeni Natsir, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Gowa, Sofyan Daud, S.Sos, MM serta Jajaran Forkompimda.

Deputi Lalitbang BKKBN, Prof. Rizal Damanik, menyebutkan pencegahan Stunting dapat dilakukan dengan memanfaatkan pangan lokal sebagai sumber kebutuhan gizi ibu dan anak. Menurutnya selain murah, pangan lokal ini sangat mudah didapatkan karena biasanya ditanam disekitar pekarangan rumah.

“Potensi pangan yang ada di Kabupaten Gowa sangat besar, terlebih Kabupaten Gowa terkenal sebagai setra penghasil sayuran, jadi saya harapkan betul-betul dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga, jangan sayuran bagus dijual dan yang kurang bagus dikonsumsi, itu salah” ujar Prof Rizal Damanik.

Prof. Rizal damanik mengatakan lewat Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), BKKBN mendorong resep-resep makanan pangan lokal dapat dikreasikan dengan makanan lainnya sehingga bisa memberikan nilai gizi lebih kepada anak. Selain itu, dengan program DASHAT tidak hanya sekedar membuat makanan bergizi, namun bagaimana melestarikan makan lokal yang ada.

Wakil Bupati Gowa, Abd. Rauf mengatakan dalam beberapa bulan terakhir pemerintah Kabupaten Gowa gencar melakukan Upaya Penurunan Stunting dengan melakukan gerakan “Gassing Nganre” yaitu Gerakan Atasi Stunting dengan Telur dan Kelor di 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)

“Kita ketahui bersama bahwa stunting dapat dicegah bila konsumsi protein pada ibu hamil dan anak baduta tercukupi, untuk itu kita lakukan gerakan ini untuk dapat mengatasi masalah stunting di Kabupaten Gowa” ujar Wabup Gowa

Ia menyebutkan gerakan “Gassing Nganre” menyasar anak baduta dan ibu hamil dengan memberikan asupan tambahan gizi berupa makanan tinggi protein yang disalurkan disetiap desa kelurahan.

“Ketersediaan bahan makanan berprotein tinggi tersebut di desa dan kelurahan menjadi tanggungjawab kita bersama. Para Kepala Desa, Lurah, Camat dan semua SKPD yang ada di Kabupaten Gowa turut berpartisipasi dalam gerakan Gassing Nganre ini. Kami harapkan agar gerakan Gassing Nganre ini dapat terus dipertahankan sampai Kabupaten Gowa benar-benar bebas dari masalah stunting. pertahankan semangat untuk berbuat yang terbaik bagi masyarakat. bangkitkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan ini” himbau Wabup Gowa

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Sulsel, Andi Rita mengatakan Program Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting melalui pemanfaatan pangan lokal yang ada disekitar masyarakat.

“Program Dashat ini  bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat dalam rangka mempercepat upaya penurunan stunting di tingkat desa dan kelurahan. Dengan adanya Dashat di Kampung KB mendorong penyediaan sumber pangan sehat dan padat gizi bagi masyarakat, khususnya keluarga berisiko stunting, yaitu keluarga yang memiliki anak baduta, ibu hamil, ibu menyusui dan calon pasangan usia subur atau calon pengantin,” ujar Andi Rita.

Andi Rita menambahkan lewat program Dashat akan memberdayakan ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan pangan yang sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal. Disamping itu , meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok usaha keluarga atau masyarakat yang ada dalam mengelola makanan yang sehat dan padat gizi sesuai dengan kearifan lokal. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *